Judul nya bikin aku bingung, hehe.. sebetulnya bukan itu
maksudnya tapi aku tidak tahu harus ngasih judul apa ya.. haha.. secara banyak
orang yang bilang bahwa aku ini terlalu baik, nah… apakah ini kelebihanku? Yah,
ada juga orang yang bilang bahwa kamu terlalu baik sehingga kamu selalu
dimanfaatin orang… itu kekuranganmu. Jadi sebetulnya mana yang benar dengan
sifatku ini? Baik atau burukkah sifatku yang terlalu baik ini? Hmmm… *narik
nafas dalem sambil ngahuleng mata menatap keatap* haha.. *sekarang
garuk-garuk ujung bibir kanan pake tangan kiri sambil mikir* huffh..
Lanjut nulis.. :D
Seorang sahabat datang kepadaku, dia ingin bertemu dan
ngobrol banyak denganku katanya kalau sudah curhat sama Ade, aku jadi suka agak
lega… entahlah hampir setiap orang selalu berkata yang sama, menurutku aku biasa saja seperti halnya orang lain yang
sedang bergosip hehe.. hanya mendengarkan cerita mereka saja dan itu sudah
cukup walau kadang menyita waktuku agak lama :p.
“De, kamu gak cape apa? Ngurusin orang lain mulu? Dirimu sendiri tidak pernah kamu perhatikan, kadang aku berfikir kamu itu orang yang sangat beruntung tidak pernah mempunyai masalah, hidup kamu bahagia bahagia saja bahkan kamu selalu ceria setiap hari. Aku gak pernah lihat kamu sedih atau curhat kesulitanmu sendiri” aku hanya terdiam dan tersenyum. “Cobalah untuk meluangkan waktu sedikit saja untuk dirimu sendiri.. coba lihat, kamu masih sendiri, kamu sudah harus menikah, bagaimana kamu bisa mengurus dirimu sendiri dan mempunyai suami kalau kamu selalu ngurusin keperluan orang lain saja” matanya mulai terlihat cemas menatapku
“De, kamu gak cape apa? Ngurusin orang lain mulu? Dirimu sendiri tidak pernah kamu perhatikan, kadang aku berfikir kamu itu orang yang sangat beruntung tidak pernah mempunyai masalah, hidup kamu bahagia bahagia saja bahkan kamu selalu ceria setiap hari. Aku gak pernah lihat kamu sedih atau curhat kesulitanmu sendiri” aku hanya terdiam dan tersenyum. “Cobalah untuk meluangkan waktu sedikit saja untuk dirimu sendiri.. coba lihat, kamu masih sendiri, kamu sudah harus menikah, bagaimana kamu bisa mengurus dirimu sendiri dan mempunyai suami kalau kamu selalu ngurusin keperluan orang lain saja” matanya mulai terlihat cemas menatapku
“ya. Makasih udah ngasih saran” hanya itu yang kuucapkan
padanya dan diapun pamit pulang setelah lega bercerita tentang
masalah-masalahnya. Ya!! Aku baru tersadar.. aku terlalu sibuk dengan orang
lain, dengan sahabat, saudara, teman, dan pekerjaanku.. aku tidak pernah
meluangkan waktu untuk diriku sendiri bahkan aku bisa memberikan kebutuhanku
untuk orang yang sedang kesulitan. Mereka selalu menganggap aku selalu ada
untuk membantunya, yah.. padahal aku sendiri selalu berusaha menutupi
kekuranganku hanya karena ingin membantu mereka.
Adiku selalu protes kalau aku terlalu baik sama orang dan
aku tidak tahu kenapa .. bukan ingin pujian, bukan itu, sungguh.. bahkan
kadang-kadang aku selalu menyembunyikan kebaikanku ini sama saudara-saudaraku
karna aku takut mereka protes lagi. Aku pun bahkan selalu merahasiakannya
kepada teman-temanku yang lain, ini adalah naluri.. instink ku yang bergerak
bukan aku, Hati ini yang selalu tidak
bisa dibohongi bahwa aku harus menolongnya, harus…
Ketika datang seorang sahabat yang membutuhkan uang dan aku pun
sedang tidak mempunyai uang, aku selalu bersalah ketika aku bilang bahwa aku
tidak bisa membantunya. Yang aku takutkan pun terjadi sahabatku meminjam uang
ke rentenir.. astaghfirullah.. dari situ aku mencoba untuk selalu berkata bahwa
aku selalu ada untuk dipinjami uang. Aku takut dosa meminjam ke rentenir adalah
karena aku tidak meminjaminya uang dan disitupun aku mendapatkan kontribusi
untuk berdosa… hal yang kulakukan ini mungkin bagi sebagian orang biasa saja
tapi tidak untuku. Seperti halnya ketika kita memasak masakan yang wanginya
tercium oleh tetangga, maka kitapun harus memberinya masakan kita, dan itu juga
yang sedang kulakukan.. jika tidak, maka masaklah diam-diam hehe..